Menyusuri Lorong Waktu yang Penuh Sesal
Kamargelap - Malam itu, Bima duduk sendirian di balkon apartemennya, menatap langit yang gelap. Di tangannya, ia memegang foto dirinya bersama seorang wanita cantik yang tersenyum manis. Wanita itu adalah Maya, mantan pacarnya yang meninggal dunia beberapa bulan yang lalu dalam sebuah kecelakaan mobil yang tragis.
Bima masih sulit menerima kenyataan bahwa Maya sudah tiada. Setiap hari, ia terus merenungkan masa lalunya bersama wanita itu dan terus menyalahkan dirinya sendiri atas kepergian Maya. Ia merasa ada banyak hal yang ia bisa lakukan untuk menghindari kecelakaan tersebut, tapi ia tidak melakukannya.
Saat itu, Bima merasakan keinginan yang kuat untuk kembali ke masa lalu dan merubah segalanya. Ia ingin memperbaiki semua kesalahan yang pernah ia lakukan dan menghindari kecelakaan yang merenggut nyawa Maya. Tanpa pikir panjang, Bima berdiri dari kursinya dan mulai berjalan menuju sebuah lorong yang pernah ia lewati beberapa kali sebelumnya, namun belum pernah ia telusuri.
Lorong itu gelap dan sepi, namun Bima tidak takut. Ia merasa ada sesuatu yang menariknya ke dalam lorong itu. Semakin jauh ia berjalan, semakin terang cahaya di ujung lorong terlihat. Akhirnya, Bima sampai di ujung lorong dan melihat sebuah pintu besar berwarna merah.
Tanpa ragu, Bima membuka pintu itu dan masuk ke dalam. Di dalam ruangan itu, ia melihat sebuah mesin waktu yang terlihat sangat canggih. Bima merasa sangat terkejut, namun juga sangat senang karena ia telah menemukan mesin waktu tersebut.
Dengan penuh semangat, Bima mulai mempelajari bagaimana cara menggunakan mesin waktu tersebut. Setelah beberapa saat, ia akhirnya berhasil memahami cara kerja mesin waktu dan memutuskan untuk memulai perjalanan waktu pertamanya.
Ia memasukkan tanggal kecelakaan yang menimpa Maya ke dalam mesin waktu dan menekan tombol "kembali". Tiba-tiba, Bima merasa tubuhnya menjadi ringan dan ia merasakan sensasi aneh yang belum pernah ia rasakan sebelumnya.
Saat ia membuka mata, ia melihat dirinya sendiri berdiri di samping mobilnya di malam kecelakaan itu. Bima langsung berlari ke arah Maya dan mencoba menghentikan wanita itu untuk pergi ke mobil. Namun, Maya tidak mendengarkannya dan terus berjalan menuju mobil.
Bima merasa sangat frustasi dan tidak tahu harus berbuat apa. Ia menyadari bahwa meskipun ia telah kembali ke masa lalu, ia tidak bisa mengubah segalanya. Kecelakaan itu terjadi dan Maya tetap meninggal dunia.
Bima merasa hampa dan sedih. Ia menyadari bahwa keinginan untuk mengubah masa lalu hanyalah sebuah ilusi belaka.
Setelah merenungkan situasi yang sulit ini, Bima merasa semakin bertekad untuk melakukan yang terbaik di masa depan. Meskipun ia tidak bisa mengubah masa lalu, ia bisa merubah masa depannya. Ia ingin hidup dengan penuh rasa syukur dan memanfaatkan waktu sebaik mungkin.
Kembali ke ruangan mesin waktu, Bima memutuskan untuk melakukan perjalanan waktu lagi. Kali ini, ia memasukkan tanggal kejadian lain yang pernah membuatnya merasa bersalah. Ia kembali ke saat-saat sulit itu dan berusaha untuk menyelesaikan masalah dengan cara yang lebih baik.
Bima melihat banyak momen dalam hidupnya yang ia ingin perbaiki. Ia terus melakukan perjalanan waktu, belajar dari kesalahan dan mencoba untuk merubah masa depannya dengan cara yang lebih baik.
Namun, setelah beberapa kali melakukan perjalanan waktu, Bima mulai merasakan efek samping dari penggunaan mesin waktu tersebut. Ia merasa semakin lelah dan terbebani oleh tanggung jawab yang semakin bertambah.
Bima akhirnya menyadari bahwa hidup bukan tentang mengubah masa lalu, tetapi tentang menghadapi masa depan dengan penuh semangat dan rasa syukur. Ia memutuskan untuk meninggalkan mesin waktu dan melangkah maju tanpa memikirkan masa lalu.
Beberapa tahun kemudian, Bima telah menjadi pria yang lebih kuat dan bijaksana. Ia telah memperbaiki hubungannya dengan keluarganya dan menciptakan karir yang sukses. Ia juga telah menemukan cinta sejati dalam hidupnya, seorang wanita yang mampu menerima masa lalunya dan mencintai dirinya apa adanya.
Kini, Bima duduk kembali di balkon apartemennya, namun kali ini ia tidak sendiri. Ia duduk di samping istrinya yang tersenyum manis padanya. Bima melihat langit yang gelap, namun kali ini ia merasa penuh harapan dan bahagia.
Ia menyadari bahwa meskipun ia telah menyusuri lorong waktu yang penuh sesal, ia telah menemukan jalan menuju masa depan yang lebih baik. Ia merasa bersyukur atas segala hal yang telah terjadi dalam hidupnya, baik masa lalu maupun masa kini.
Akhirnya, Bima menutup mata dan merenungkan hidupnya. Ia merasa penuh rasa syukur atas segala hal yang telah diberikan kepadanya. Ia tidak pernah melupakan masa lalunya, namun ia juga tidak terjebak di dalamnya. Ia melangkah maju dengan penuh semangat dan tekad untuk menciptakan masa depan yang lebih baik.
Comments
Post a Comment